Gerindra Effect

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hasil hitung cepat sementara pemilu 2014 memberikan kejutan yang tidak diperkirakan sebelumnya oleh hampir semua lembaga survei.

Menurut pengamat politik dari Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara, perolehan suara Gerindra melonjak hingga 170 persen jika dibandingkan perolehan suara saat pemilu 2009. Sedangkan PDIP yang mengandalkan popularitas Jokowi, hanya naik 35 persen jika dibandingkan hasil pemilu 2009.

“Gebrakan Gerindra spetakuler luar biasa. Pemilu lalu hanya mendapat 4,4 persen, sekarang hampir 12 persen. Sedangkan PDIP tidak ada kejutan yang berarti, Jokowi effect juga tidak berasa,” kata Igor, Rabu (9/4/2014).

Dikatakannya, hasil pemilu 2009 lalu PDIP mendapatkan 14 persen suara nasional. Sedangkan saat ini diperkirakan 19 persen suara nasional.

“Artinya, kenaikan suara PDIP dibandingkan dengan pemilu lalu hanya 35 persen,” tegasnya lagi.

Menurut Igor, perolehan PDIP ini sangat kecil dibandingkan dengan harapan pimpinan PDIP yang menyebutkan suara partai akan naik dengan mencalonkan Jokowi sebagai bakal calon Presiden.

“Jokowi effect tidak terbukti sama sekali dalam pemilu kali ini,” jelasnya.

Igor menambahkan, dibandingkan Jokowi effect, lebih terasa Rhoma Irama effect karena hasil fantastis juga diraih oleh PKB. Tahun 2009, PKB mendapatkan suara nasional 4,9 persen suara nasional. Saat ini diperkirakan PKB meraup 9,4 persen suara nasional, sehingga kenaikan suara PKB adalah 91 persen.

“Yang dahsyat kali ini ya Gerindra effect dan Rhoma Irama effect,” ujarnya.